Beranjak Dari Mimpi,Kamaluddin Lahirkan Sekolah Adiwiyata Tingkat Nasional
Nusakini.com--Makassar--Sedikitnya 10 orang tim Eco Office P3E Suma bertandang ke SMPN 3 Tellu Siattinge dalam rangka pencegahan pencemaran limbah B3 serta kerusakan lingkungan melalui kegiatan Edukasi Lingkungan melalui program Eco Office. Senin (19/8/2019).
Dasar Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 16 tahun 2009 tentang kantor peduli lingkungan dan pentingnya penerapan eco office.
Selanjutnya, Surat permohonan dari SMPN 3 Tellu Siattinge, perihal permohonan Edukasi Pengolahan Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui program eco office, Nomor:421.6/144/SMPN3T/DP/2019 tertanggal 14 Agustus 2019 dari UPT SMPN 3 Tellu Siattinge, alamat Jalan Poros Bone-Wajo Desa Ajjalireng Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone Sulawesi Selatan.
Tim Eco Office antara lain Kepala P3E Suma (Dr. Ir. Darhamsyah, M.Si) kemudian Kepala Tata Usaha (Azri Rasul, SKM.,MH.MSi) selaku pimpinan tim.
Para tenaga pendidik dan murid-murid begitu antusias menyambut kedatangan tim Eco Office P3E Sulawesi dan Maluku.
Dalam suasana kekeluargaan, dikatakan Muhammad Yusuf selaku Kepala Sekolah SMPN 3 Tellu Sittange, atau penerusnya Kamaluddin mengucapkan terimakasih mendapat kunjungan dari tim Eco Office.
Selanjutnya pemaparan Edukasi Lingkungan disampaikan Kepala Tata Usaha, Azri Rasul. SKM., M.Si, MH.
Usai memberikan paparan tim Eco Office meninjau wahana sekolah Adiwiyata yang dipandu Kepala Sekolah serta beberapa guru. Wahana pertama Green House, lanjut ke Bank Sampah, lokasi tanaman obat keluarga (toga), pemilahan sampah daun, botol plastik, kertas, botol kaca, b3. Tim juga menyaksikan pemanfaatan polybag dari sisa plastik minyak goreng dan berkesempatan melihat toilet dengan bertuliskan 'wc kejujuran.' serta wahana lain yang dimiliki sekolah Adiwiyata Nasional ini.
Untuk informasi beranjak dari mimpi seorang Kepala Sekolah bernama Kamaluddin inilah, melahirkan Adiwiyata dan Sekolah Sehat bermutu Nasional.
Muhammad Yusuf, Kepala Sekolah SMPN 3 Tellu Sittange menjelaskan kepada awak media, "Munculnya Sekolah Adiwiyata Tingkat Nasional ini menurutnya, sebenarnya hanya meneruskan apa yang telah dirancang oleh pendahulunya, Bapak Muhammad Kamaluddin, beliau sebagai pilarnya pembangunan sekolah ini."
Imbuhnya lagi, "dibawah kepemimpinannya (Kamaluddin) menjadikan sekolah ini mendapat pengakuan sebagai Sekolah Sehat peringkat ke dua Tingkat Nasional dan tahun 2014 sekolah ini masuk sebagai sekolah Adiwiyata tingkat Kabupaten, berikutnya pada tahun 2015 meningkat ke tingkat Provinsi, tahun 2016 beliau mencoba untuk menjadikan sekolah ini sebagai Sekolah Adiwiyata Tingkat Nasional namun gagal, kegagalannya bukan dari segi fisik melainkan dari sisi administrasi, karena memang yang paling rumit dari Adiwiyata itu adalah administrasinya, karena harus mampu hyperlinkkan semua aspek." Jelas Kepala Sekolah yang terbilang sukses ini.
"Akhirnya berkat kerja keras seluruh tenaga kependidikan bahkan operator mimpi beliau berhasil kami wujudkan pada tahun 2017. Hebatnya lagi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bone tanpa lelah selama ini selalu membina juga mendampingi kami, beliau adalah Bapak Muhammad Yunus perwakilan DLH."
"Bimbingannya tidak cuma sekedar datang akan tetapi ada semacam bantuan misalnya pipa-pipa biopori. Tahun lalu kami juga sempat membuat lubang biopori sebanyak 100 buah di lapangan." terangnya.
"Ke depan kami dari SMPN 3 Tellu Siattinge dari kunjungan P3E Suma itu mungkin bisa memberikan sumbangan kepada kami mungkin dalam bentuk pengolahan sampah baik itu bak sampah atau berupa tempat sampah, jelasnya kami sangat berterima kasih." Harap Kepala Sekolah ini.
"Ada 8 (delapan) kriteria sekolah sehat nasional adalah sekolah bermutu, sekolah bermutu itu terkait dengan pemenuhan delapan standar nasional pendidikan mulai dari pertama standar isi, kedua standar kompetensi lulusan, ketiga standar proses, keempat standar pendidikan, kelima standar tenaga pendidik, keenam standar pembiayaan, ketujuh standar pengelolaan, kedelapan standar sarana dan prasarana, dan itu menurut Kementerian Pendidikan dinilai bagus walaupun ada standar yang harus masih perbaiki lagi misalnya daripada standar kependidikan masih ada guru-guru mengajar bukan berdasarkan backgroundnya atau latar belakangnya."
"Untuk Adiwiyata nasional itu kami sudah penuhi ada bank sampah kemudian tempat pemilahan sampah, kemudian wc sesuai rasio, lalu kemudian ada taman bacanya ada green house nya kami juga membuat kesepakatan kerjasama/MoU dengan semua aparat-aparat yang dianggap bisa membantu adiwiyata. Contohnya puskesmas yang selalu memberikan bimbingan kepada kami, Dinas Lingkungan Hidup."
Bahkan bank sampah dini melakukan kerjasama dengan pengepul. Bahkan setiap Sabtu mereka datang menimbang dan membeli sampah, teman hijau, tanaman obat keluarga (toga) lengkap semua."
"Murid-murid ini juga memanfaatkan limbah-limbah plastik bekas pembungkus minyak dan kaleng bekas sebagai polybag atau pot bunga."
"Di sekolah kami ada guru IPA namanya ibu Nur Diana beliau melalui percobaannya mampu mengubah sampah plastik, bisa diolah menjadi bahan bakar minyak dan melalui beberapa kali uji coba, berhasil. Hasilnya belum kan dipublikasikan hanya sekedar untuk uji coba di sekolah, dan itu butuh hasil penelitian tingkat selanjutnya."
Muhammad Yunus dari DLH Kabupaten Bone, sekolah ini sangat tidak susah untuk kami bina memang sudah terbentuk karakter dari pendidikan sekolah ini, baik Kepala Sekolah tenaga pendidiknya, para siswanya memang sudah terjalin kerjasamanya. Kami dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bone hanya memfasilitasi saja mengarahkan sekolah ini dari Adiwiyata Nasional dan insyaallah ini akan kami fasilitasi untuk menuju ke Adiwiyata Mandiri." Tutup Yunus.
Berikut visi dan misi dari SMPN 3 Tellu Siattinge
Visi :
Terwujudnya Siswa yang Berilmu, Berimtaq, Berbudaya, Berwawasan dan Peduli Lingkungan.
Misi :
1. Mewujudkan peserta didik dan tenaga pendidik yang memiliki kecerdasan spiritual, kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan sosial secara berimbang.
2. Meningkatkan Profesionalisme Pendidik dan tenaga Kependidikan
3. Melaksanakan proses pembelajaran dengan menerapkan scientific learning (Pendekatan ilmiah).
4. Menanamkan nilai-nilai keagamaam dengan menjalankan kewajiban dan ibadah sesuai dengan keyakinan dan agama masing-masing.
5. Mewujudkan pembelajaran yang meningkatkan karakter peserta didk menjadi insan yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur budaya bangsa.
6. Mewujudkan lingkungan sekolah yang kondusif, bersih, hijau indah, dan ramah lingkungan.
7. Mewujudkan budaya peduli lingkungan dengan melestarikan fungsi-fungsi lingkungan, mencegah pencemaran lingkungan dan atau kerusakan lingkungan.(R/Rajendra)